Welcome To My blog

Be My Friend on Facebook >> Jian Pramasta and Twitter @jiannokturnal

Welcome To My Blog

Be My Friend on Facebook >> Jian Pramasta and Twitter @jiannokturnal

Welcome To My Blog

Be My Friend on Facebook >> Jian Pramasta and Twitter @jiannokturnal

Welcome To My Blog

Be My Friend on Facebook >> Jian Pramasta and Twitter @jiannokturnal

Welcome To My Blog

Be My Friend on Facebook >> Jian Pramasta and Twitter @jiannokturnal

Kamis, 27 Desember 2012

HUBUNGAN TIMBAL BALIK DI DAERAH WISATA GUA PINDUL, KAB. GUNUNG KIDUL



Gua Pindul terletak Didesa Bajirejo kurang lebih 1 jam perjalanan dari kota Yogyakarta, Gua pindul sudah memasuki wilayah Wonosari Gunung Kidul, Untuk sampai di Gua Pindul dari Yogyakarta melewati bukit patuk terus saja ke arah kota wonosari hingga tiba di perempatan air mancur yang ada logo Bank BPD belok kiri. Selanjutnya ada dua pilihan, pertama dengan menggunakan jasa penunjuk jalan atau yang kedua cari sendiri. Jika ingin cepat sampai gunakan pilihan pertama yaitu jasa penunjuk jalan yang ditawarkan oleh para pemuda yang nongkrong di perempatan air mancur. Mereka akan mengejar anda untuk menawarkan jasanya mengantar sampai ke gua pindul secara gratis. Mengapa gratis? karena jika mereka membawa anda hingga ke gua pindul, mereka akan mendapatkan komisi dari pengelola gua. Anda sendiri tidak perlu memberi mereka uang sepeserpun.
Susur sungai adalah suatu kegiatan wisata yang menarik, apalagi kalau sungai itu mengalir di dalam gua. Ini akan menjadi petualangan  yang sangat mengasyikkan sekaligus akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Gunung Kidul adalah surganya untuk melakukan petualangan tersebut. Gua Pindul adalah satu gura dari serangkaian 7 gua dengan aliran sungai bawah tanah. Gua Pindul terletak di Dus. Gelaran, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul dan dapat ditempuh selama 1,5jam dari Yogyakarta dan 12 Kilometer Utara kota Wonosari. Gua Pindul mempunyai kedalaman 3 - 7 meter, panjang 300 m dan bisa ditelusuri sekitar 45 - 60 menit dengan menggunakan ban karet. Untuk menelusuri Gua Pindul sudah disiapkan peralatannya seperti ban dalam, helm bersenter, jaket pelampung serta perahu karet.
Gua Pindul merupakan kawasan wisata yang menyajikan petualangan dengan memadukan aktivitas body rafting dan caving yang dikenal dengan istilah cave tubing. Di dalam gua, terdapat sungai yang cukup dalam, tapi tidak terlalu deras. Kita cukup duduk di atas ban dan pasrah untuk terbawa arus sungai yang tidak terlalu deras. Selama berada di dalam gua, banyak pemandangan yang sangat luar biasa, mulai dari skalaktit dan stalakmit, sampai dengan sarang burung walet.
Pengunjung bisa membawa peralatan sendiri tanpa membayar biaya apapun. Namun bagi pengunjung yang tidak membawa peralatan dan pemandu untuk melakukan petualangan cave tubing bisa menghubungi pengelola setempat. Tarifnya sangat murah berkisar antara Rp.25.000-Rp.30.000.
Gua Pindul ini yang dikelola oleh karangtaruna desa dan mereka, para pemuda menjadikan kawasan tersebut menjadi sebuah potensi ekonomi yang digarap secara menarik, rapi dan bersahabat. Salah satu kesaksian sopir di jasa sewa mobil Jogja Empat Roda, bahwa dia disambut dengan sangat baik oleh penduduk setempat dan dijamu dengan makan seadanya yang dimasak oleh karangtaruna dan segelas wedang jahe. Kesederhanaan yang mereka miliki menjadi salah satu daya tarik tersendiri yang membuat para wisatawan untuk datang, datang dan datang lagi.
Disini terdapat hubungan timbal balik yang menguntungkan antara warga setempat, wisatawan, dan gua pindul itu sendiri. Yang pertama yaitu hubungan timbal balik antara warga dengan wisatwan, hubungan timbal balik disini dilihat dari wisatawan yang datang kemudian diantar oleh warga sana menuju tempat obyek gua pindul. Para wisatawan sangat terbantu oleh keberadaan mereka, karena sangat membantu untuk menunjukan jalan menuju gua pindul itu. Tidak hanya itu, secara tidak langsung wisatawan juga menguntungkan bagi penunjuk jalan, karena dengan mengantarkan wisatawan mereka mendapatkan upah 5rb rupiah per orang, sehingga warga memperoleh pendapat dari pekerjaan ini.
Yang kedua adalah hubungan timbal balik antara warga dengan obyek gua pindul itu sendiri. Disini sangat terlihat sekali hubungan timbal balik antara keduanya, manfaat yang jelas terlihat bagi warga yaitu dalam bidang ekonomi. Karena adanya gua pindul perekonomian warga sekitar meningkat. Gua pindul menjadi lapangan pekerjaan baru yang memiliki prospek baik bagi penduduk sekitar, karena penduduk mendapatkan uang dari wisatawan yang datang dan menikmati keindahan gua pindul itu. Ini merupakan lahan pekerjaan baru dimana semula warga bekerja sebagai petani disana kini bisa bekerja sebagai pemandu wisata maupun sebagai pengelola obyek itu sendiri.
Gua pindul menjadi ramai dikunjungi wisatawan dan menjadi terkenal karena dikelola denganbaik oleh warga sekitar. Disini terlihat sekali hubungan timbal balik antara keduanya. Akses dan fasilitas disana pun semakin bagus oleh pengelolaan yang dilakukan oleh warga, karena obyek gua pindul dikelola secara mandiri oleh warga.
Selain dampak positif tentunya ada juga dampak negatif yang dapat muncul. Dampak-dampak yang tidak diinginkan karena berkembangnya kegiatan kepariwisataan si suatu daerah tujuan wisata (DTW) dapat menyangkut segi ekonomi, sosial budaya, politik, maupun lingkungan hidup, seperti :
1.    Harga-harga barang atau jasa pelayanan menjadi naik, karena banyaknya pengunjung yang datang kesuatu kawasan/daerah. Wisatawan selalu dikira membawa uang banyak. Harga tanah menjadi naik/ikut naik harganya akibat sarana dan fasilitas wisata, seperti pembangunan hotel, taman rekreasi, lapangan golf, dan lain sebagainya.
2.    Penduduk setempat khususnya dikalangan remaja suka mengikuti pola hidup para wisatawan seperti meniru cara berpakaian, cara makan, serta cara hidup lainnya yang tidak sesuai dengan budaya dan kepribadian setempat.
3.    Banyak wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah sering dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan hal-hal yang tidak pantas seperti pemerasan, tindak perampokan dengan kekerasan, pencurian, perjudian, pengedaran barang-barang terlarang seperti narkotika, opium, minuman keras, pornografi dan pornoaksi, dan lain sebagainya juga perampokan dan pencurian.
4.    Terjadinya pengrusakan lingkungan baik karena pembangunan prasarana dan sarana pariwisata maupun karena ulah pengunjung atau tangan-tangan jahil.

Rabu, 19 Desember 2012

interaksi sosial

A. INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial berawal dari tindakan sosial. Tindakan sosial adalah tindakan yang dipengaruhi atau untuk mempengaruhi orang lain
Ada empat tindakan sosial:
1. tindakan sosial instrumental, yaitu kesesuaian tujuan dengan cara bertindak
2. tindakan rasional berorientasi nilai, yaitu tindakan dengan memperhitungkan manfaat atau sesuai dengan nilai-nilai masyarakat, tujuan tidak diperhatikan
3. tindakan tradisional, yaitu tindakan berdasarkan kebiasaan dalam masyarakat
4. tindakan afektif, yaitu tindakan berdasakan afeksi (perasaan) atau emosi
Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar orang perorang, antara kelompok-kelompok dengan kelompok-kelompok lain maupun antara kelompok manusia dengan individu. Interaksi sosial karena pada dasarnya manusia memiliki naluri gregariousness (naluri untuk hidup bersama). Ciri interaksi adalah resiprokal yaitu adanya aksi dan reaksi

Faktor yang menjadi dasar proses interaksi:
1. Imitasi, yaitu tindakan meniru sikap, tindakan, tingkah laku atau penampilan fisik
2. Sugesti, yaitu pemberian pengaruh dari satu pihak ke pihak lain sehingga pihak yang dipengaruhi bertindak tanpa berfikir panjang. Pemberi sugesti biasanya orang yang berwibawa, berpengaruh, kelompok mayoritas terhadap minoritas
3. Identifikasi, yaitu kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain
4. Simpati, yaitu proses dimana seseorang tertarik dengan pihak lawan
Sugesti yang mendalam akan melahirkan motivasi, yaitu dorongan yang diberikan individu atau kelompok kepada individu atau kelompok lainnya sehingga individu atau kelompok yang diberi motivasi melaksanakan apa yang dimotivasikan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Perasaan simpati yang mendalam akan melahirkan empati, yaitu perasaan seolah-olah merasakan apa yang dialami oleh pihak lain yang diempatikannya.

Syarat interaksi yaitu kontak dan komunikasi
Kata kontak berasal dari con atau cum yang artinya bersama-sama dan kata tango yang artinya menyentuh. Jadi secara harfiah kontak berarti saling menyentuh. Tetapi yang terpenting dalam kontak adalah kedua belah pihak sadar akan kesadarannya sehingga saling memberikan tindakan atau tanggapan
Wujud kontak sosial yaitu
1. kontak antarindividu
2. kontak antar kelompok
3. kontak antara individu dan suatu kelompok
Dilihat dari langsung-tidaklangsung kontak dibedakan menjadi:
1. kontak primer atau kontak langsung yaitu hubungan timbal balik yang terjadi secara langsung. Misalnya tatap muka, jabat tangan, saling melirik
2. kontak sekunder, yaitu kontak sosial yang memerlukan pihak ketiga sebagai media untuk melakukan hubungan timbal balik. Misalnya Yanto meminta tolong Joko untuk mengajak Erna bergabung dalam kegiatan palang merah remaja.

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak kepada pihak lain. Komponen komunikasi adalah:
1. Komunikator, yaitu pihak penyampai pesan
2. Komunikan, yaitu pihak penerima pesan
3. Pesan, yaitu isi atau maksud yang disampaikan komunikator kepada komunikan
4. Media, yaitu cara atau alat menyampaikan pesan
5. Umpan balik (feedback) yaitu tanggapan dari penerima pesan kepada penyampai

Ciri-ciri interaksi
1. ada pelaku lebih dari satu orang
2. ada komunikasi dua arah
3. ada dimensi waktu (masa sekarang dan akan datang)
4. ada tujuan tertentu yang hendak dicapai



B. BENTUK_BRNTUK INTERAKSI

Bentuk – bentuk interaksi secara garis besar dibedakan menjadi dua yaitu yang mengarah pada asosiati dan disosiatif

Asosiatif yaitu proses sosial yang mengarah pada kerukunan, kesatuan atau integrasi
1. Kerja sama (cooperation)
Bentuk-bentuk kerjasama
1. bargaining (tawar menawar) yaitu perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa
2. kooptasi yaitu penerimaan unsur baru dalam kepemimpinan
3. koalisi yaitu kejasama dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama
4. Joint Venture yaitu kerjasama dalam mengusahakan proyek-proyek tertentu

2. Akomodasi
Akomodasi adalah bentuk penyelesaian pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan
Tujuan Akomodasi adalah:
- meredam dan mencegah konflik
- menghindari disintegrasi
- mendorong dan memudahkan proses integrasi dan asimilasi
- menjaga keutuhan bangsa dan menggalang persatuan dan kesatuan warga
Adapun bentuk-bentuk akomodasi
1. coersion yaitu paksaan pihak kuat terhadap yang lemah
2. kompromi, yaitu saling mengurangi tuntutan antara pihak yang bertikai
3. arbritrasi yaitu penyelesaian masalah melalui pihak ketika dimana keputusan pihak ketiga bersifat mengikat
4. mediasi yaitu penyelesaian masalah yang difasilitasi oleh pihak ketiga yang bersifat netral
5. konsilisasi yaitu usaha mempertemukan pihak yang bertikai bagi tercapainya persetujuan bersama melalui badan tetap
6. toleransi yaitu penyelesaian pertikaian dengan cara membiarkan dan menghormati pihak lain
7. stalemate yaitu bentuk akomodasi dimana pihak yang bertentangan mempunyai kekuatan seimbang sehingga berhenti pada suatu tempat tertentu
8. ajudikasi, yaitu penyelesaian pertentangan melalui pengadilan
9. displacement, pengalihan perhatian 
10. segregasi, berpisah
11. case fire (genjatan senjata) yaitu penghentian pertikaian untuk sementara waktu

3. Asimilasi yaitu pada dasarnya merupakan perubahan yang dilakukan secara sukarela yang ditandai dengan adanya usaha mengurangi perbedaan yang ada
Adapun faktor pendorongnya adalah:
- toleransi di antara kelompok yang berbeda
- kesempatan yang sama di bidang ekonomi
- kesediaan menghormati budaya asing
- sikap terbuka golongan penguasa
- persamaan unsur-unsur kebudayan
- amalgamasi (kawin campur)

4. Akulturasi yaitu proses penerimaan dan pengolahan unsur budaya asing menjadi bagian dari kebudayaan suatu kelompok tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan yang asli

Disosiatif, yaitu proses sosial yang mengarah pada perpecahan dan disintegrasi
1. Persaingan (competition)
Persaingan terjadi jika beberapa pihak menginginkan sesuatu yang jumlahnya terbatas.
2. Kontravensi
Kontravensi merupakan proses sosial yang ditandai dengan ketidakpastian, keraguan, penolakan dan penyangkalan yang tidak diungkapkan secara terbuka..
Bentuk-bentuk kontravensi menurut Leopold von Wiese
- kontravensi umum misalnya penolakan, keengganan
- kontravensi sederhana misalnya menyangkal pernyataan orang di depan umum
- kontravensi intensif misalnya penghasutan, desas desus
- kontravensi rahasia misalnya pembocoran rahasia, khianat
- kontravensi taktis misalnya provokasi, intimidasi, mengejutkan pihat lawan
3. Pertikaian
Merupakan sosial bentuk lanjut dari kontravensi, artinya pertikaian sudah bersifat terbuka
4. Konflik
Suatu proses antara dua pihak yang saling berusaha menyingkirkan dengan cara menghancurkan atau membuat pihak lain tidak berdaya. Konflik dapat berdampak:
- meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang mengalami konflik dengan kelompok lain ( + )
- keretakan hubungan antara anggota kelompok
- perubahan kepribadian pada individu
- kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia
- dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik
Bentuk-bentuk konflik dapat berupa: 
a. pertentangan pribadi
b. pertentangan rasial
c. pertentangan antar kelas sosial
d. pertentangan politik
e. pertentangan internasional

C. KETERATURAN SOSIAL
Dalam interaksi sosial, nilai dan norma berperan dalam menentukan perilaku seseorang. Apabila semua anggota masyarakat mematuhi nilai dan norma yang berlaku, maka akan tercipta suatu keteraturan sosial. Keteraturan sosial yaitu suatu keadaan kehidupan masyarakat yang selaras, serasi, penuh persatuan dan akan menciptakan suatu integrasi sosial. Adapun unsur-unsur keteraturan sosial adalah:
1. Tertib sosial yaitu adanya keselarasan antara tindakan masyarakat dengan nilai dan norma yang berlaku
2. Order sosial (social order) yaitu suatu sistem nilai dan norma yang diakui dan dipatuhi oleh warga masyarakat
3. Keajegan yaitu suatu keadaan yang memperlihatkan kondisi keteraturan yang tetap dan berlangsung terus menerus
4. Pola yaitu bentuk umum dari suatu interaksi sosial

Adapun tertib sosial ditandai oleh tiga hal:
1. terdapat suatu sistem nilai dan norma yang jelas
2. individu atau kelompok di dalam masyarakat mengetahui dan memahami norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku
3. individu atau kelompok dalam masyarakat menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan norma-orma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku.

Kelompok Sosial
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Hasil dari interaksi melahirkan kelompok sosial, organisasi, lembaga sosial, status dan peran.
Macam kelompok sosial menurut Bierstedt,
1. kelompok statis, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis, misalnya kelompok usia penduduk
2. kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial anggotanya
3. kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan hubungan satu dengan yang lain tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi, misalnya kelompok pertemuan, kekerabatan
4. kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan persamaan kepentingan, misalnya sekolah, negara
Faktor pembentuk kelompok sosial adalah kedekatan dan kesamaan

sosialisasi


Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuahkelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.

[sunting]Jenis sosialisasi

Sosialisasi primerBerdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). MenurutGoffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.
  • Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.
'==Tipe sosialisasi == Setiap kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai yang berbeda. contoh, standar 'apakah seseorang itu baik atau tidak' di sekolah dengan di kelompok sepermainan tentu berbeda. Di sekolah, misalnya, seseorang disebut baik apabila nilai ulangannya di atas tujuh atau tidak pernah terlambat masuk sekolah. Sementara di kelompok sepermainan, seseorang disebut baik apabila solider dengan teman atau saling membantu. Perbedaan standar dan nilai pun tidak terlepas dari tipe sosialisasi yang ada. Ada dua tipe sosialisasi. Kedua tipe sosialisasi tersebut adalah sebagai berikut.
  • Formal
Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikanmiliter.
  • Informal
Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.

Baik sosialisasi formal maupun sosialisasi informal tetap mengarah kepada pertumbuhan pribadi anak agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di lingkungannya. Dalam lingkungan formal seperti di sekolah, seorang siswa bergaul dengan teman sekolahnya dan berinteraksi dengan guru dan karyawan sekolahnya. Dalam interaksi tersebut, ia mengalami proses sosialisasi. dengan adanya proses soialisasi tersebut, siswa akan disadarkan tentang peranan apa yang harus ia lakukan. Siswa juga diharapkan mempunyai kesadaran dalam dirinya untuk menilai dirinya sendiri. Misalnya, apakah saya ini termasuk anak yang baik dan disukai teman atau tidak? Apakah perliaku saya sudah pantas atau tidak?
Meskipun proses sosialisasi dipisahkan secara formal dan informal, namun hasilnya sangat suluit untuk dipisah-pisahkan karena individu biasanya mendapat sosialisasi formal dan informal sekaligus.

[sunting]Pola sosialisasi

Sosiologi dapat dibagi menjadi dua pola: sosialisasi represif dan sosialisasi partisipatoris. Sosialisasi represif (repressive socialization) menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Ciri lain dari sosialisasi represif adalah penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan. Penekanan pada kepatuhan anak dan orang tua. Penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah, nonverbal dan berisi perintah, penekanan sosialisasi terletak pada orang tua dan keinginan orang tua, dan peran keluarga sebagai significant other.Sosialisasi partisipatoris (participatory socialization) merupakan pola di mana anak diberi imbalan ketika berprilaku baik. Selain itu, hukuman dan imbalan bersifat simbolik. Dalam proses sosialisasi ini anak diberi kebebasan. Penekanan diletakkan pada interaksi dan komunikasi bersifat lisan yang menjadi pusat sosialisasi adalah anak dan keperluan anak. Keluarga menjadigeneralized other.

[sunting]Proses sosialisasi

[sunting]Menurut George Herbert Mead

George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan menlalui tahap-tahap sebagai berikut.
  • Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan "mam". Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
  • Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang anma diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other)
  • Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama denganteman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
  • Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama--bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya-- secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

[sunting]Menurut Charles H. Cooley

Cooley lebih menekankan peranan interaksi dalam teorinya. Menurut dia, Konsep Diri (self concept) seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Sesuatu yang kemudian disebut looking-glass self terbentuk melalui tiga tahapan sebagai berikut.
1. Kita membayangkan bagaimana kita di mata orang lain.'
Seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan yang paling pintar karena sang anak memiliki prestasi di kelas dan selalu menang di berbagai lomba.
2. Kita membayangkan bagaimana orang lain menilai kita.'
Dengan pandangan bahwa si anak adalah anak yang hebat, sang anak membayangkan pandangan orang lain terhadapnya. Ia merasa orang lain selalu memuji dia, selalu percaya pada tindakannya. Perasaan ini bisa muncul dari perlakuan orang terhadap dirinya. MIsalnya, gurunya selalu mengikutsertakan dirinya dalam berbagai lomba atau orang tuanya selalu memamerkannya kepada orang lain. Ingatlah bahwa pandangan ini belum tentu benar. Sang anak mungkin merasa dirinya hebat padahal bila dibandingkan dengan orang lain, ia tidak ada apa-apanya. Perasaan hebat ini bisa jadi menurun kalau sang anak memperoleh informasi dari orang lain bahwa ada anak yang lebih hebat dari dia.
3. Bagaimana perasaan kita sebagai akibat dari penilaian tersebut.
Dengan adanya penilaian bahwa sang anak adalah anak yang hebat, timbul perasaan bangga dan penuh percaya diri.

Ketiga tahapan di atas berkaitan erat dengan teori labeling, dimana seseorang akan berusaha memainkan peran sosial sesuai dengan apa penilaian orang terhadapnya. Jika seorang anak dicap "nakal", maka ada kemungkinan ia akan memainkan peran sebagai "anak nakal" sesuai dengan penilaian orang terhadapnya, walaupun penilaian itu belum tentu kebenarannya.

[sunting]Agen sosialisasi

Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada empat agen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan lembaga pendidikan sekolah.
Pesan-pesan yang disampaikan agen sosialisasi berlainan dan tidak selamanya sejalan satu sama lain. Apa yang diajarkan keluarga mungkin saja berbeda dan bisa jadi bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh agen sosialisasi lain. Misalnya, di sekolah anak-anak diajarkan untuk tidak merokok, meminum minman keras dan menggunakan obat-obatan terlarang (narkoba), tetapi mereka dengan leluasa mempelajarinya dari teman-teman sebaya atau media massa.
Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu sama lain. Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalani oleh individu dalam situasi konflik pribadi karena dikacaukan oleh agen sosialisasi yang berlainan.
  • Keluarga (kinship)
Bagi keluarga inti (nuclear family) agen sosialisasi meliputi ayahibu, saudara kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam suatu rumah. Sedangkan pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatan diperluas (extended family), agen sosialisasinya menjadi lebih luas karena dalam satu rumah dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi kakek, nenek, paman, dan bibi di samping anggota keluarga inti. Pada masyarakat perkotaan yang telah padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh orang-orabng yang berada diluar anggota kerabat biologis seorang anak. Kadangkala terdapat agen sosialisasi yang merupakan anggota kerabat sosiologisnya, misalnya pramusiwi, menurut Gertrudge Jaegerperanan para agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada dalam ligkugan keluarganya terutama orang tuanya sendiri.
  • Teman pergaulan
Teman pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali didapatkan manusia ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.
Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan hubungan tidak sederajat (berbeda usia, pengalaman, dan peranan), sosialisasi dalam kelompok bermain dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi dengan orang-orang yang sederajat dengan dirinya. Oleh sebab itu, dalam kelompok bermain, anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai keadilan.
  • Lembaga pendidikan formal (sekolah)
Menurut Dreeben, dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis, dan berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme, dan kekhasan (specificity). Di lingkungan rumah seorang anak mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam melaksanakan berbagai pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab.
  • Media massa
Yang termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak (surat kabarmajalahtabloid), media elektronik (radiotelevisivideofilm). Besarnya pengaruh media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.
Contoh:
  • Penayangan acara SmackDown! di televisi diyakini telah menyebabkan penyimpangan perilaku anak-anak dalam beberapa kasus.
  • Iklan produk-produk tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat pada umumnya.
  • Gelombang besar pornografi, baik dari internet maupun media cetak atau tv, didahului dengan gelombang game eletronik dan segmen-segmen tertentu dari media TV (horor, kekerasan, ketaklogisan, dan seterusnya) diyakini telah mengakibatkan kecanduan massal, penurunan kecerdasan, menghilangnya perhatian/kepekaan sosial, dan dampak buruk lainnya.
  • Agen-agen lain
Selain keluargasekolah, kelompok bermain dan media massa, sosialisasi juga dilakukan oleh institusi agama, tetangga, organisasi rekreasional, masyarakat, dan lingkungan pekerjaan. Semuanya membantu seseorang membentuk pandangannya sendiri tentang dunianya dan membuat presepsi mengenai tindakan-tindakan yang pantas dan tidak pantas dilakukan. Dalam beberapa kasus, pengaruh-pengaruh agen-agen ini sangat besar.


MASYARAKAT MULTIKULTURAL
Masyarakat multicultural :
            Merupakan suatu masyarakat yang terdiri atas banyak struktur kebudayaan.Hal tersebut disebabkan karena banyaknya suku bangsa yang memilik struktur  budaya sendiri yang berbeda dengan budaya suku bangsa yang lainnya. 
Pendapat dari beberapa ahli tentang pengertian masyarakat multicultural :
  1. J.S. Furnivall menyatakan bahwa masyarakat majemuk adalah suatumasyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri- sendiri,tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam satu kesatuan politik.
  1. Clifford Geertz menyatakan bawah masyarakat majemuk merupakanmasyarakat yang terbagi ke dalam subsistem2 yang lebih kurang berdiri danmasing2 subsistem terikat oleh ikatan2 primordial.
  1. J.Nasikun menyatakan bahwa suatu masyarakat bersifat majemuk sejauhmasyarakat tersebut secara struktural memiliki subkebudayaan2 yg bersifat deverseyang di tandai oleh kurang berkembangnya sistem nilai yang disepakati olehseluruh anggota masyarakat dan juga sistem nilai dari kesatuan2 sosial, serta seringmunculnya konflik2 sosial.

Ciri-ciri masyarakat multicultural :
a) mempunyai struktur budaya lebih dari satu 
b) nilai2 dasar yang merupakan kesepakatan bersama sulit berkembang.
c) sering terjadi konflik2 sosial yang berbau SARA.
d) struktur sosialnya lebih bersifat nonkomplementer.
e) proses integrasi yg terjadi berlangsung secara lambat.
f) sering terjadi dominasi ekonomi, politik, dan sosial budaya.
Faktor2 penyebab timbulnya Masyarakat Multikultural :
- Keadaan geografis.
- Pengaruh kebudayaan asing.
- Kondisi iklim yang berbeda.

Masyarakat Majemuk dan Masyarakat Multikultural
Dalam masyarakat majemuk manapun, mereka yang tergolongsebagai minoritas selalu didiskriminasi. Ada yang didiskriminasisecara legal dan formal, seperti yang terjadi di negara AfrikaSelatan sebelum direformasi atau pada jaman penjaajhan Belandadan penjaajhan Jepang di Indonesia. Dan, ada yang didiskriminasisecara sosial dan budaya dalam bentuk kebijakan pemerintahnasional dan pemerintah setempat seperti yang terjadi diIndonesia dewasa ini. Dalam tulisan singkat ini akan ditunjukkanbahwa perjuangan hak-hak minoritas hanya mungkin berhasil jikamasyarakat majemuk Indonesia kita perjuangkan untuk dirubahmenjadi masyarakat multikultural. Karena dalam masyarakatmultikultural itulah, hak-hak untuk berbeda diakui dan dihargai. Tulisan ini akan dimulai dengan penjelasan mengenai apa itumasyarakat Indonesia majemuk, yang seringkali salahdiidentifikasi oleh para ahli dan orang awam sebagai masyarakatmultikultural. Uraian berikutnya adalah mengenai denganpenjelasan mengenai apa itu golongan minoritas dalam kaitanatau pertentangannya dengan golongan dominan, dan disusuldengan penjelasan mengenai multikulturalisme. Tulisan akandiakhiri dengan saran mengenai bagaimana memperjuangkanhak-hak minoritas di Indonesia.
Masyarakat Majemuk dan Multikultural Indonesia
Masyarakat majemuk terbentuk dari dipersatukannyamasyarakat-masyarakat suku bangsa oleh sistem nasional, yangbiasanya dilakukan secara paksa (by force) menjadi sebuahbangsa dalam wadah negara. Sebelum Perang Dunia kedua,masyarakat-masyarakat negara jajahan adalah contoh darimasyarakat majemuk. Sedangkan setelah Perang Dunia keduacontoh-contoh dari masyarakat majemuk antara lain, Indonesia,Malaysia, Afrika Selatan, dan Suriname. Ciri-ciri yang menyolokdan kritikal dari masyarakat majemuk adalah hubungan antarasistem nasional atau pemerintah nasional dengan masyrakat sukubangsa, dan hubungan di antara masyarakat suku bangsa yangdipersatukan oleh sistem nasional. Dalam perspektif hubngankekuatan, sistem nasional atau pemerintahan nasional adalahyang dominan dan masyarakat-masyarakat suku bangsa adalahminoritas. Hubungan antara pemerintah nasional denganmasyarakat suku bangsa dalam masyarakat jajahan selaludiperantarai oleh golongan perantara, yang posisi ini di hindiaBelanda dipegang oleh golongan Cina, Arab, dan Timur Asinglainnya untuk kepentingan pasar. Sedangkan para sultan dan rajaatau para bangsawan yang disukung oleh para birokrat (priyayi)digunakan untuk kepentingan pemerintahan dan penguasaan.Atau dipercayakan kepada para bangsawan dan priyayi untuk 
kelompok-kelompok suku bangsa yang digolongkan sebagaiterbelakang atau primitif.Dalam masyarakat majemuk dengan demikian ada perbedaan-perbedaan sosial, budaya, dan politik yang dikukuhkan sebagaihukum ataupun sebagai konvensi sosial yang membedakanmereka yang tergolong sebagai dominan yang menjadi lawan dariyang minoritas. Dalam masyarakat Hindia Belanda, pemerintahnasional atau penjajah mempunyai kekutan iliter dan polisi yangdibarengi dengan kekuatan hukum untuk memaksakankepentingan-kepentingannya, yaitu mengeksploitasi sumber dayaalam dan manusia. Dalam struktur hubungan kekuatan yangberlaku secara nasional, dalalm penjajahan hindia Belandaterdapat golongan yang paling dominan yang berada pada lapisanteratas, yaitu orang Belanda dan orang kulit putih, disusul olehorang Cina, Arab, dan Timur asing lainnya, dan kemuian yangterbawah adalah mereka yang tergolong pribumi. Mereka yangtergolong pribumi digolongkan lagi menjadi yang tergolong telahmenganl peradaban dan meraka yang belum mengenalperadaban atau yang masih primitif. Dalam struktur yang berlakunasional ini terdapat struktur-struktur hubungan kekuatandominan-minoritas yang bervariasi sesuai konteks-kontekshubungan dan kepentingan yang berlaku.Dalam masa pendudukan Jepang di Indonesia, pemerintahpenajajahan Jepang yang merupakan pemerintahan militer telahmemposisikan diri sebagai kekuatan memaksa yang maha besar
dalam segala bidang kehidupan masyarakat suku bangsa yangdijajahnya.
Dengan kerakusannya yang luar biasa, seluruhwilayah jajahan Jepang di Indonesia dieksploitasi secara habishabisan baik yang berupa sumber daya alam fisik maupun sumberdaya manusianya (ingat Romusha), yang merupakan kelompokminoritas dalam perspektif penjajahan Jepang. Warga masyarakatHindia Belanda yang kemudian menjadi warga penjajahan Jepangmenyadari pentingnya memerdekakan diri dari penjajahan Jepangyang amat menyengsarakan mereka, emmerdekakan diri padatanggal 17 agustus tahun 1945, dipimpin oleh Soekarno-Hatta.Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, yang disemangatioleh Sumpah Pemuda tahun 1928, sebetulnya merupakanterbentuknya sebuah bangsa dalam sebuah negara yaituIndonesia tanpa ada unsur paksaan. Pada tahun-tahunpenguasaan dan pemantapan kekuasaan pemerintah nasionalbarulah muncul sejumlah pemberontakan kesukubangsaan-keyakinan keagamaan terhadap pemerintah nasional ataupemerintah pusat, seperti yang dilakukakn oleh DI/TII di jawaBarat, DI/TII di Sulawesi Selatan, RMS, PRRI di Sumatera Barat danSumatera Selatan, Permesta di Sulawesi Utara, dan berbagaipemberontakan dan upaya memisahkan diri dari RepublikIndonesia akhir-akhir ini sebagaimana yang terjadi di Aceh, diRiau, dan di Papua, yang harus diredam secara militer. Begitu juga dengan kerusuhan berdarah antar suku bangsa yang terjadidi kabupaten Sambas, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, danMaluku yang harus diredam secara paksa. Kesemuanya inimenunjukkan adanya pemantapan pemersatuan negara Indonesiasecara paksa, yang disebabkan oleh adanya pertentangan antarasistem nasional dengan masyarakat suku bangsa dan konflik diantara masyarakat-masyarakat suku bangsa dan keyakinankeagamaan yang berbeda di Indonesia.Dalam era diberlakukannya otonomi daerah, siapa yangsepenuhnya berhak atas sumber daya alam, fisik, dan sosialbudaya, juga diberlakukan oleh pemerintahan lokal, yang dikuasaidan didominasi administrasi dan politiknya oleh putra daerah ataumereka yang secara suku bangsa adalah suku bangsa yang aslisetempat. Ini berlaku pada tingkat provinsi maupun pada tingkatkabupaten dan wilayah administrasinya. Ketentuan otonomidaerah ini menghasilkan golongan dominan dan golonganminoritas yang bertingkat-tingkat sesuai dengan kesukubangsaanyang bersangkutan. Lalu apakah itu dinamakan minoritas dandominan?