HUBUNGAN
TIMBAL BALIK DI DAERAH WISATA GUA PINDUL, KAB. GUNUNG KIDUL
Gua Pindul terletak Didesa Bajirejo kurang lebih
1 jam perjalanan dari kota Yogyakarta, Gua pindul sudah memasuki wilayah
Wonosari Gunung Kidul, Untuk sampai di Gua Pindul dari Yogyakarta melewati
bukit patuk terus saja ke arah kota wonosari hingga tiba di perempatan air
mancur yang ada logo Bank BPD belok kiri. Selanjutnya ada dua pilihan, pertama
dengan menggunakan jasa penunjuk jalan atau yang kedua cari sendiri. Jika ingin
cepat sampai gunakan pilihan pertama yaitu jasa penunjuk jalan yang ditawarkan
oleh para pemuda yang nongkrong di perempatan air mancur. Mereka akan mengejar
anda untuk menawarkan jasanya mengantar sampai ke gua pindul secara gratis.
Mengapa gratis? karena jika mereka membawa anda hingga ke gua pindul, mereka akan
mendapatkan komisi dari pengelola gua. Anda sendiri tidak perlu memberi mereka
uang sepeserpun.
Susur sungai adalah suatu kegiatan wisata yang menarik, apalagi
kalau sungai itu mengalir di dalam gua. Ini akan menjadi petualangan yang sangat mengasyikkan sekaligus akan
menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Gunung Kidul adalah surganya untuk
melakukan petualangan tersebut. Gua Pindul adalah satu gura dari serangkaian 7
gua dengan aliran sungai bawah tanah. Gua Pindul terletak di Dus. Gelaran, Desa
Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul dan dapat ditempuh
selama 1,5jam dari Yogyakarta dan 12 Kilometer Utara kota Wonosari. Gua Pindul
mempunyai kedalaman 3 - 7 meter, panjang 300 m dan bisa ditelusuri sekitar 45 -
60 menit dengan menggunakan ban karet. Untuk menelusuri Gua Pindul sudah
disiapkan peralatannya seperti ban dalam, helm bersenter, jaket pelampung serta
perahu karet.
Gua Pindul merupakan kawasan wisata yang menyajikan petualangan
dengan memadukan aktivitas body rafting dan caving yang dikenal dengan istilah
cave tubing. Di dalam gua, terdapat sungai yang cukup dalam, tapi tidak terlalu
deras. Kita cukup duduk di atas ban dan pasrah untuk terbawa arus sungai yang
tidak terlalu deras. Selama berada di dalam gua, banyak pemandangan yang sangat
luar biasa, mulai dari skalaktit dan stalakmit, sampai dengan sarang burung
walet.
Pengunjung bisa membawa peralatan sendiri tanpa membayar biaya
apapun. Namun bagi
pengunjung yang tidak membawa peralatan dan pemandu untuk melakukan petualangan
cave tubing bisa menghubungi pengelola setempat. Tarifnya sangat murah berkisar
antara Rp.25.000-Rp.30.000.
Gua Pindul ini yang dikelola oleh karangtaruna desa dan mereka,
para pemuda menjadikan kawasan tersebut menjadi sebuah potensi ekonomi yang
digarap secara menarik, rapi dan bersahabat. Salah satu kesaksian sopir di jasa
sewa mobil Jogja Empat Roda, bahwa dia disambut dengan sangat baik oleh
penduduk setempat dan dijamu dengan makan seadanya yang dimasak oleh
karangtaruna dan segelas wedang jahe. Kesederhanaan yang mereka miliki menjadi
salah satu daya tarik tersendiri yang membuat para wisatawan untuk datang,
datang dan datang lagi.
Disini terdapat hubungan timbal balik yang
menguntungkan antara warga setempat, wisatawan, dan gua pindul itu sendiri.
Yang pertama yaitu hubungan timbal balik antara warga dengan wisatwan, hubungan
timbal balik disini dilihat dari wisatawan yang datang kemudian diantar oleh
warga sana menuju tempat obyek gua pindul. Para wisatawan sangat terbantu oleh
keberadaan mereka, karena sangat membantu untuk menunjukan jalan menuju gua
pindul itu. Tidak hanya itu, secara tidak langsung wisatawan juga menguntungkan
bagi penunjuk jalan, karena dengan mengantarkan wisatawan mereka mendapatkan
upah 5rb rupiah per orang, sehingga warga memperoleh pendapat dari pekerjaan
ini.
Yang kedua adalah hubungan timbal balik
antara warga dengan obyek gua pindul itu sendiri. Disini sangat terlihat sekali
hubungan timbal balik antara keduanya, manfaat yang jelas terlihat bagi warga
yaitu dalam bidang ekonomi. Karena adanya gua pindul perekonomian warga sekitar
meningkat. Gua pindul menjadi lapangan pekerjaan baru yang memiliki prospek
baik bagi penduduk sekitar, karena penduduk mendapatkan uang dari wisatawan
yang datang dan menikmati keindahan gua pindul itu. Ini merupakan lahan
pekerjaan baru dimana semula warga bekerja sebagai petani disana kini bisa
bekerja sebagai pemandu wisata maupun sebagai pengelola obyek itu sendiri.
Gua pindul menjadi ramai dikunjungi wisatawan
dan menjadi terkenal karena dikelola denganbaik oleh warga sekitar. Disini
terlihat sekali hubungan timbal balik antara keduanya. Akses dan fasilitas
disana pun semakin bagus oleh pengelolaan yang dilakukan oleh warga, karena
obyek gua pindul dikelola secara mandiri oleh warga.
Selain dampak positif tentunya ada juga dampak
negatif yang dapat muncul. Dampak-dampak yang tidak diinginkan karena
berkembangnya kegiatan kepariwisataan si suatu daerah tujuan wisata (DTW) dapat
menyangkut segi ekonomi, sosial budaya, politik, maupun lingkungan hidup,
seperti :
1.
Harga-harga barang atau jasa pelayanan menjadi naik, karena banyaknya
pengunjung yang datang kesuatu kawasan/daerah. Wisatawan selalu dikira membawa
uang banyak. Harga tanah menjadi naik/ikut naik harganya akibat sarana dan
fasilitas wisata, seperti pembangunan hotel, taman rekreasi, lapangan golf, dan
lain sebagainya.
2.
Penduduk setempat khususnya dikalangan remaja suka mengikuti pola hidup
para wisatawan seperti meniru cara berpakaian, cara makan, serta cara hidup
lainnya yang tidak sesuai dengan budaya dan kepribadian setempat.
3.
Banyak wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah sering dimanfaatkan oleh
orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan hal-hal yang tidak
pantas seperti pemerasan, tindak perampokan dengan kekerasan, pencurian,
perjudian, pengedaran barang-barang terlarang seperti narkotika, opium, minuman
keras, pornografi dan pornoaksi, dan lain sebagainya juga perampokan dan
pencurian.
4.
Terjadinya pengrusakan lingkungan baik karena pembangunan prasarana dan
sarana pariwisata maupun karena ulah pengunjung atau tangan-tangan jahil.
0 komentar:
Posting Komentar